Sabtu, 21 Agustus 2010

Menghumaniorakan melalui humor

Kurangnya “sense of humor”, mengakibatkan seseorang tidak dapat bergaul dengan sesamanya, hal ini disebabkan oleh berbagai factor seperti pemalu, egois , individualistis atau kurang peduli terhadap sekitarnya.
Betapa menyebalkan apabila kita bertemu dengan seseorang yang sulit diajak berbicara, sudah berkali-kali kita pancing untuk berbicara banyak, mulai dari kesenangannya, hingga masalah pekerjaan ,namun hanya menjawab secukupnya. Payaaaaaaahhh.
Terkadang kita bertemu dengan orang yang bila berbicara selalu menyelekit ke dalam hati. Bahkan seolah-olah mempermalukan kita di depan orang lain dengan berkata “Masa sarjana tidak tahu itu”, mengungkapkan kata-kata seperti itu sepertinya memojokan lawan bicaranya, dan membuat sakit hati seseorang.
Fenomena-fenomena di atas adalah salah satu wujud belum terbentuknya “sense of humaniora” dalam diri orang tersebut, sebab bila jiwanya memiliki sense of humaniora, kejadian-kejadian di atas tidak mungkin akan bisa ditemui,
Kata humaniora merupakan bahasa Latin kunodari kata ”humanus” yang artinya manusiawi, berbudaya, dan halus. Dalam bahasa Inggris, searti dengan istilah the humanities, yang bisa berarti nilai kita sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Sedangkan dalam Wikipedia menyebutkan Humaniora, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Balai Pustaka: 1988), adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti membuat manusia lebih berbudaya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas jelaslah bahwa manusia harus berbudaya dan halus dalam arti prilakunya tidak sombong, angkuh, egois dan individualistis. Apabila kita lihat dari seorang humoris, Nampaknya prilaku tersebut tidak akan kita temui. Ketika penulis bertemu dengan Kang Ibing , dan saya meminta untuk foto bersama, sungguh luar biasa beliau dengan senang hati menyambutnya dan tidak ada terkesan menolak atau berlaga jual mahal.
Hebatnya Seorang humoris pertama adalah mudahnya memperoleh teman baru. Hal ini disebabkan bertemu dengan seorang humoris sangat menyenangkan, sehingga pertemanan akan berlangsung lama, Tengoklah para pelawak yang ingin menjadi Anggota Legislatif (DPR) seperti Komar (empat sekawan), Eko Patrio, Dedi “Miing” (Bagito), Dyah Pytaloka (Oneng Bajay Bajuri), Hanya Mandra yang belum bisa melenggang ke senayan
Kedua, tidak akan menyakitkan lawan bicaranya, , apalagi dengan orang yang baru dikenalnya. Sehingga seorang humoris dapat menjembatani kondisi ketidaknyamanan social dalam kondisi apapun. Bahkan seorang Personalia dapat dengan mudahnya menolak seorang pelamar tanpa harus menyakitkan, Contoh :
“ Apakah saudara memiliki motor”
“Tidak, Pak”
“ itulah sebabnya lamaran saudara ditolak karena jika saudara diterima , maka akan meminta fasilitas kredit motor ke perusahaan”
Ketiga , mengetahui situasi dan kondisi orang yang diajak bicara, artinya kapan saatnya melucu dan saatnya berlaku serius. Sehingga dalam situasi tertentu tidak mungkin melakukan hal-hal yang lucu dan menggelikan.
Keempat, Selalu mengajak tersenyum dan tersenyum itu adalah ibadah, sebagaimana tertera dalam hadits yang menyebutkan “ Segala kebaikan adalah sedekah. Sebagian dari kebaikan adalah senyuman yang engkau berikan kepada saudaramu” (HR. At-Tirmidzi). Bagaimanakah kesan yang dihadapi oleh seorang anak jika bapaknya tidak pernah mengajak senyum kepada anaknya.
Kelima , termasuk orang yang percaya diri, dan selalu dalam keadaan sehat dan produktif. Jadi seorang humoris adalah orang yang selalu menjaga kesehatan nalar dan fisiknya. Keenam, humoris adalah kunci pembuka hati. Humor adalah tongkat sihir yang dapat menekan kemarahan dan penghibur. Betapa seseorang yang sedang dilanda emosi tingkat tinggi, ketika diajak humor maka seketika emosinya mereda. Dan tentunya masih banyak kehebatan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas maka jelaslah jika ingin memanusiakan manusia, serta menjungjung tinggi budaya yang ramah, sopan dan selalu menghargai orang lain, maka sepantasnyalah ditanamkan kepada generasi kita sense of humor.




Iwan Rudi Setiawan
Admin (Facebook)Banyolan Sunda

1 komentar:

  1. leres pisan kang, tapi da ari nuju jangar-jangar teung mah naha bet jadi gelo nya hahaha....salam kenal kang ti agaga

    BalasHapus

Daftar Isi

Jejak Prabu Siliwangi

 Jejak Langkah Sang Raja Agung: Prabu Siliwangi Prabu Siliwangi bukan sekadar nama besar dalam sejarah tanah Sunda—beliau adalah simbol keja...